Jumat, 24 September 2021

 

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“Klasifikasi, Karakteristik, dan Layanan Anak ADHD”

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut dengan minimal brain dysfunction syndrome. Mengenai kondisi siswa yang seperti ini, biasanya para guru sangat susah untuk mengatur dan mendidiknya. Bukan hanya karena dirinya yang sangat sulit untuk tenang, tetapi juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, terkadang juga suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan anak ADHD?

2.      Apa saja klasifikasi dari anak ADHD?

3.      Bagaimana karakteristik dari anak ADHD?

4.      Bagaimana layanan untuk anak ADHD?

 

C.    Tujuan

Untuk mengetahui karakteristik, klasifikasi, dan juga layanan anak ADHD.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    Pengertian ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) secara istilah adalah hambatan pemusatan perhatian disertai kondisi hiperaktif. ADHD merupakan gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.

ADHD dapat juga diartikan sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.

 

B.     Klasifikasi Anak ADHD

1.      Tipe Hiperaktif-Impulsif

Pada tipe ini, pengidap umumnya memiliki masalah hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Perilaku impulsif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya.

2.      Tipe Hiperaktif-Inatensi

Pada tipe ini, pengidap umumnya memiliki gejala tidak dapat memperhatikan dengan baik. Mereka tidak mampu untuk memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya.

3.      Tipe Kombinasi

Pada tipe ini, pengidap mengalami gejala hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan baik. Perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri mereka. Dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.

 

C.    Karakteristik ADHD

Terdapat tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

1.      Tidak ada perhatian.

Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.

2.      Hiperaktif.

Memiliki terlalu banyak energy. Misalnya berbicara terua menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.

3.      Impulsif.

Bertindak tanpa dipikir. Misalnya mengejar bola yang menggelinding ke jalan raya, menabrak pot bunga atau benda-benda di sekitarnya pada waktu ia berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

 

Selain itu, terdapat juga ciri-ciri khusus, diantaranya sebagi berikut:

1.      Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.

2.      Sering meninggalkan tempat duduknya.

3.      Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.

4.      Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

5.      Selalu bergerak.

6.      Sering terlalu banyak bicara.

7.      Sering sulit menunggu giliran.

8.      Sering memotong atau menyela pembicaraan.

9.      Jika diajak berbicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis).

 

D.    Layanan Anak ADHD

Siswa hiperaktif/ADHD memiliki kebutuhan yang sama dengan siswa yang lainnya. Akan tetapi, pada hal-hal tertentu mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus yang berbeda dengan siswa lain pada umumnya. Mohammad Sugiarmin (2007:14) menyebutkan terdapat dua kebutuhan siswa hiperaktif, yaitu:

1.      Kebutuhan pengendalian diri.

Pengendalian diri ini berkaitan dengan pengurangan perilaku hiperaktif, peningkatan rentang perhatian, dan pengendalian impulsifitas. Beberapa kebutuhan pengendalian diri yaitu: a) rutinitas, struktur, dan konsistensi, b) fokus pada hal-hal positif, c) penjelasan sederhana dan singkat, d) mengabaikan hal-hal yang tidak penting, e) hindarkan argumentasi.

2.      Kebutuhan belajar.

Keberhasilan siswa ADHD dalam belajar dipengaruhi oleh pengendalian dirinya. Siswa ADHD perlu adanya pengaturan kegiatan yang terjadwal tidak hanya dalam pengendalian diri, tetapi juga pada  pengelolaan kelas. Siswa ADHD membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan terkendali. Pengelolaan kelas dalam hal ini termasuk juga pengaturan pembelajaran dan pemberian tugas.

 

Menurut Tin Suharmini (2005:218), ia menjelaskan bahwa beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam menangani siswa hiperaktif/ADHD yaitu sebagai berikut:

1.      Siswa dipilihkan tempat duduk yang sulit untuk keluar masuk. Ruangan pembelajaran harus tenang dan tidak bising.

2.      Rangsangan yang berpengaruh meningkatkan perilaku hiperaktif siswa dikurangi atau dihilangkan, sebaliknya rangsangan yang dapat mengurangi perilaku hiperaktif ditingkatkan.

3.      Ruangan tidak menggunakan warna yang mencolok, seperti merah, kuning, dan pink. Warna yang tidak mencolok akan meningkatkan kesejukan, sehingga dapat membantu usaha untuk mengurangi perilaku hiperaktif.

4.      Menciptakan lingkungan yang terstruktur, yaitu dengan membuat aturan dengan hukuman. Jika siswa melakukan pelanggaran aturan, maka akan diberi hukuman, dan jika siswa melakukan perilaku sesuai aturan guru akan memberikan hadiah.

5.      Bekerja sama dengan orang tua dan keluarga siswa. Guru perlu melakukan home visit dan menjalin persahabatan dengan keluarga siswa ADHD.

6.      Memberitahu masalah siswa ADHD di sekolah kepada orang tua, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya meminta orang tua untuk bersikap tegas dan disiplin dengan petunjuk guru.

7.      Mengajak siswa untuk bersikap disiplin. Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.

8.      Bersikap tegas dan mengawasi dengan ketat saat melaksanakan perbaikan perilaku siswa.

9.      Memberikan reinforcement (penguat), baik positif maupun negative atau diberikan reward dan punishment pada setiap langkah perbaikan perilaku hiperaktif. Hukuman yang diberikan hendaknya bersifat edukatif.

 

Sedangkan menurut A. Dayu P (2013:105) memberikan adanya tiga hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan bantuan pada siswa ADHD/Hiperaktif, yaitu:

1.      Akomodasi

Akomodasi berkaitan dengan berbagai hal yang mempermudah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengubah kondisi atau memodifikasi kelas sesuai dengan kebutuhan untuk membantu siswa dalam belajar. Beberapa akomodasi tersebut adalah: a) pengaturan tempat duduk, b) penyampaian materi, dan c) pekerjaan dan tugas siswa.

2.      Instruksi

Instruksi sendiri merupakan metode atau teknik yang digunakan oleh guru dalam mengajar di dalam kelas. Beberapa teknik yang dapat membantu siswa untuk fokus dan meningkatkan konsentrasi saat pembelajaran digolongkan pada saat memulai pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran.

3.      Intervensi

Intervensi merupakan upaya pemberian perlakuan atau bantuan agar gangguan hiperaktif dapat dicegah atau ditanggulangi. Intervensi yang dapat dilakukan di sekolah yaitu latihan keterampilan sosial, latihan memperhatikan, dan rancangan intervensi untuk meningkatkan potensi akademik.

 

Pemberian layanan pendidikan yang tepat diharapkan mampu membantu siswa ADHD mengembangkan potensi yang dimilikinya seperti halnya siswa yang lain.


 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

ADHD dapat diartikan sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, ridak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.

Terdapat tiga tipe hiperaktif, yaitu tipe hiperaktif impulsif, hiperaktif inatensi, dan tipe kombinasi. Ciri-cirinya yaitu, tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Selain itu anak ADHD/Hiperaktif memiliki ciri khusus.

DAFTAR PUSTAKA

 

A. Dayu P. (2013). Mendidik Anak ADHD Hal-hal Yang Tidak Bisa Dilakukan Obat. Yogyakarta: Javalitera.

Sugiarmin, Mohammad. (2007). ADHD. Bandung: Bahan Ajar.

Tin Suharmini. (2005). Penanganan Anak Hiperaktif. Jakarta: Depdiknas DirjenP2TK2.

 

untuk informasi menarik lainnya, kunjungi website kami unimuda

Tidak ada komentar:

Facebook Error, Mark Zuckerberg Alami Kerugian Hingga Rp99 T

  Facebook, Instagram, dan WhatsApp berangsur pulih setelah sempat down hampir enam jam pada Senin (4/10) malam. Saham Facebook yang diperda...