MAKALAH
PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
“Klasifikasi,
Karakteristik, dan Layanan Anak ADHD”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak hiperaktif adalah
anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH)
atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut
dengan minimal brain dysfunction syndrome. Mengenai kondisi siswa yang
seperti ini, biasanya para guru sangat susah untuk mengatur dan mendidiknya.
Bukan hanya karena dirinya yang sangat sulit untuk tenang, tetapi juga karena
anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, terkadang juga suka memotong
pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu
yang diajarkan guru kepadanya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan anak
ADHD?
2.
Apa saja klasifikasi dari anak
ADHD?
3.
Bagaimana karakteristik dari
anak ADHD?
4.
Bagaimana layanan untuk anak
ADHD?
C.
Tujuan
Untuk mengetahui karakteristik,
klasifikasi, dan juga layanan anak ADHD.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian ADHD
Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) secara istilah adalah
hambatan pemusatan perhatian disertai kondisi hiperaktif. ADHD merupakan
gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta
memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
ADHD dapat juga diartikan
sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak
hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.
B.
Klasifikasi Anak ADHD
1.
Tipe Hiperaktif-Impulsif
Pada tipe ini, pengidap
umumnya memiliki masalah hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Perilaku
impulsif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan,
seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya.
2.
Tipe Hiperaktif-Inatensi
Pada tipe ini, pengidap
umumnya memiliki gejala tidak dapat memperhatikan dengan baik. Mereka tidak
mampu untuk memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan
konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya.
3.
Tipe Kombinasi
Pada tipe ini, pengidap
mengalami gejala hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan
baik. Perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang
ada di diri mereka. Dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.
C.
Karakteristik ADHD
Terdapat tiga tanda utama
anak yang menderita ADHD, yaitu:
1.
Tidak ada perhatian.
Ketidakmampuan untuk
memusatkan perhatian atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa hal
seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan
orang lain.
2.
Hiperaktif.
Memiliki terlalu banyak
energy. Misalnya berbicara terua menerus, tidak mampu duduk diam, selalu
bergerak, dan sulit tidur.
3.
Impulsif.
Bertindak tanpa dipikir.
Misalnya mengejar bola yang menggelinding ke jalan raya, menabrak pot bunga
atau benda-benda di sekitarnya pada waktu ia berlari di ruangan, atau berbicara
tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Selain itu, terdapat juga
ciri-ciri khusus, diantaranya sebagi berikut:
1.
Sering menggerak-gerakkan
tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
2.
Sering meninggalkan tempat
duduknya.
3.
Sering berlari-lari atau
memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
4.
Sering tidak mampu melakukan
atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5.
Selalu bergerak.
6.
Sering terlalu banyak bicara.
7.
Sering sulit menunggu giliran.
8.
Sering memotong atau menyela
pembicaraan.
9.
Jika diajak berbicara tidak
dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis).
D.
Layanan Anak ADHD
Siswa hiperaktif/ADHD
memiliki kebutuhan yang sama dengan siswa yang lainnya. Akan tetapi, pada
hal-hal tertentu mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus yang berbeda
dengan siswa lain pada umumnya. Mohammad Sugiarmin (2007:14) menyebutkan
terdapat dua kebutuhan siswa hiperaktif, yaitu:
1.
Kebutuhan pengendalian diri.
Pengendalian diri ini
berkaitan dengan pengurangan perilaku hiperaktif, peningkatan rentang
perhatian, dan pengendalian impulsifitas. Beberapa kebutuhan pengendalian diri
yaitu: a) rutinitas, struktur, dan konsistensi, b) fokus pada hal-hal positif,
c) penjelasan sederhana dan singkat, d) mengabaikan hal-hal yang tidak penting,
e) hindarkan argumentasi.
2.
Kebutuhan belajar.
Keberhasilan siswa ADHD
dalam belajar dipengaruhi oleh pengendalian dirinya. Siswa ADHD perlu adanya
pengaturan kegiatan yang terjadwal tidak hanya dalam pengendalian diri, tetapi
juga pada pengelolaan kelas. Siswa ADHD
membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan terkendali. Pengelolaan
kelas dalam hal ini termasuk juga pengaturan pembelajaran dan pemberian tugas.
Menurut Tin Suharmini
(2005:218), ia menjelaskan bahwa beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru
dalam menangani siswa hiperaktif/ADHD yaitu sebagai berikut:
1.
Siswa dipilihkan tempat duduk
yang sulit untuk keluar masuk. Ruangan pembelajaran harus tenang dan tidak
bising.
2.
Rangsangan yang berpengaruh
meningkatkan perilaku hiperaktif siswa dikurangi atau dihilangkan, sebaliknya
rangsangan yang dapat mengurangi perilaku hiperaktif ditingkatkan.
3.
Ruangan tidak menggunakan warna
yang mencolok, seperti merah, kuning, dan pink. Warna yang tidak mencolok akan
meningkatkan kesejukan, sehingga dapat membantu usaha untuk mengurangi perilaku
hiperaktif.
4.
Menciptakan lingkungan yang
terstruktur, yaitu dengan membuat aturan dengan hukuman. Jika siswa melakukan
pelanggaran aturan, maka akan diberi hukuman, dan jika siswa melakukan perilaku
sesuai aturan guru akan memberikan hadiah.
5.
Bekerja sama dengan orang tua
dan keluarga siswa. Guru perlu melakukan home visit dan menjalin persahabatan
dengan keluarga siswa ADHD.
6.
Memberitahu masalah siswa ADHD
di sekolah kepada orang tua, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu,
guru hendaknya meminta orang tua untuk bersikap tegas dan disiplin dengan
petunjuk guru.
7.
Mengajak siswa untuk bersikap
disiplin. Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
8.
Bersikap tegas dan mengawasi
dengan ketat saat melaksanakan perbaikan perilaku siswa.
9.
Memberikan reinforcement
(penguat), baik positif maupun negative atau diberikan reward dan punishment pada
setiap langkah perbaikan perilaku hiperaktif. Hukuman yang diberikan hendaknya
bersifat edukatif.
Sedangkan menurut A. Dayu
P (2013:105) memberikan adanya tiga hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam
memberikan bantuan pada siswa ADHD/Hiperaktif, yaitu:
1.
Akomodasi
Akomodasi berkaitan dengan berbagai hal yang
mempermudah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengubah
kondisi atau memodifikasi kelas sesuai dengan kebutuhan untuk membantu siswa
dalam belajar. Beberapa akomodasi tersebut adalah: a) pengaturan tempat duduk,
b) penyampaian materi, dan c) pekerjaan dan tugas siswa.
2.
Instruksi
Instruksi sendiri merupakan metode atau
teknik yang digunakan oleh guru dalam mengajar di dalam kelas. Beberapa teknik
yang dapat membantu siswa untuk fokus dan meningkatkan konsentrasi saat
pembelajaran digolongkan pada saat memulai pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan mengakhiri pembelajaran.
3.
Intervensi
Intervensi merupakan upaya pemberian
perlakuan atau bantuan agar gangguan hiperaktif dapat dicegah atau
ditanggulangi. Intervensi yang dapat dilakukan di sekolah yaitu latihan
keterampilan sosial, latihan memperhatikan, dan rancangan intervensi untuk
meningkatkan potensi akademik.
Pemberian layanan
pendidikan yang tepat diharapkan mampu membantu siswa ADHD mengembangkan
potensi yang dimilikinya seperti halnya siswa yang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ADHD dapat diartikan
sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak
hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, ridak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.
Terdapat tiga tipe
hiperaktif, yaitu tipe hiperaktif impulsif, hiperaktif inatensi, dan tipe
kombinasi. Ciri-cirinya yaitu, tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif.
Selain itu anak ADHD/Hiperaktif memiliki ciri khusus.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dayu P. (2013). Mendidik Anak ADHD Hal-hal Yang Tidak Bisa Dilakukan Obat. Yogyakarta: Javalitera.
Sugiarmin,
Mohammad. (2007). ADHD. Bandung: Bahan Ajar.
Tin
Suharmini. (2005). Penanganan Anak Hiperaktif. Jakarta: Depdiknas
DirjenP2TK2.
untuk informasi menarik lainnya, kunjungi website kami unimuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar