Selasa, 05 Oktober 2021

Facebook Error, Mark Zuckerberg Alami Kerugian Hingga Rp99 T

 

Facebook, Instagram, dan WhatsApp berangsur pulih setelah sempat down hampir enam jam pada Senin (4/10) malam.

Saham Facebook yang diperdagangkan pun turun hampir 5 persen pada Senin (4/10).

Akibatnya, harta kekayaan Mark Zuckerberg turun sekitar USD7 miliar atau setara Rp99,5 triliun.

Kini, total  kekayaan Mark alami penurunan menjadi USD 120,9 miliar atau setara Rp1.719 triliun.

Diberitakan sebelumnya, raksasa media sosial tersebut diprediksi kehilangan sekitar US$545.000 dalam (sekitar Rp7,7 miliar) pendapatan iklan AS per jam selama pemadaman, menurut Standard Media Index.

Di Twitter, tagar #WhatsAppDown telah dicuitkan lebih dari 1,5 juta cuitan, #InstagramDown dan #Facebookdown dicuitkan warganet masing-masing setidaknya lebih dari 100 ribu cuitan.

Facebook mengakui pengguna mengalami kesulitan mengakses aplikasinya tetapi tidak memberikan secara spesifik tentang sifat masalahnya atau mengatakan berapa banyak pengguna yang terpengaruh oleh pemadaman tersebut.

Tim teknisi Facebook, Instagram, dan WhatsApp meminta maaf kepada pengguna saat aplikasi mulai kembali terhubung.

"Kepada komunitas besar orang dan bisnis di seluruh dunia yang bergantung pada kami: kami minta maaf," cuit tim tersebut pada Senin (4/10/2021).

“Kami telah bekerja keras untuk memulihkan akses ke aplikasi dan layanan kami dan dengan senang hati melaporkan bahwa mereka telah kembali terhubung sekarang. Terima kasih telah menemani kami.”

Untuk informasi menarik lainnya kunjungi web site kami UNIMUDA

2 Tim PKM UNIMUDA Sorong Lolos ke PIMNAS 2021

 

UNIMUDASorong | Dirjen Dikti umumkan peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos sebagai finalis pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) ke-34. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya sebanyak 2 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong berhasil dinyatakan lolos melaju ke ajang PIMNAS dan UNIMUDA berhasil masuk dalam 8 besar perguruan tinggi yang lolos.

PIMNAS ini akan digelar di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tanggal 26-30 Oktober 2021 secara daring (daring jaringan). Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengangkat tema “Mennuju Indonesia Emas Melalui Kolaborasi untuk Inovasi dalam Bingkai Kearifan Lokal”.

2 Proposal yang berhasil lolos adalah PKM-PI oleh Ivan Agustian Efendi & Tim dengan judul Teknologi Biogas Purifier dengan Metode Water Washing-Adsorption Sebagai Optimasi Gas Metan untuk Efesiensi Produksi Usaha Rumah Tangga.

Ivan sebagai ketua tim pada penelitian tersebut mengungkapkan bahwa yang melatarbelakangi timnya untuk melakukan penelitian tersebut adalah untuk menunjang usaha kuliner yang telah melakukan penerapan energi terbarukan yakni biogas untuk menunjang usaha tersebut dan mengurangi biaya BBM. Ivan juga mengatakan pada penelitian ini telah dilakukan kerjasama dengan mitra yang profit yaitu dengan usaha kuliner.

“penelitian ini kami fokuskan kepada penerapan energi terbarukan yakni biogas pada usaha kuliner untuk menunjang usaha kuliner tersebut dan untuk mengurangi biaya BBM juga. Alasan kami untuk melakukan penelitian ini karena kami menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu belum penggunaan biogas yang belum optimal untuk mengurangi biaya pada produksi tersebut dikarenakan rendahnya panas dari biogas yang digunakan yang mengakibatkan lamanya proses memasak sehingga penampungan gas akan habis sebelum olahan makanan matang.” Ungkap Ivan.

Ivan juga menjelaskan tujuan dari penerapan teknologi pemurni biogas ini adalah sebagai solusi teknologi yang dapat meningkatkan kualitas pada biogas, sehingga penerapannya dapat menekan biaya proses produksi olahan makanan mitra. 

Selanjutnya, PKM-RE oleh Eka Savira Ni’ma Arfiani & Tim dengan judul Efektivitas Formulasi Salep Ekstrak Daun Gatal (L. Aestuans) Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus).

Saat diwawancarai Savira mengatakan maksud dari penelitian yang dilakukannya dengan tim sesuai dengan misi dari program studinya sendiri yaitu Program Studi Farmasi untuk meningkatkan etnomedisin di Papua.

“...jadi kita tuh pengen menunjukkan ke khalayak kalau di Papua khususnya Kabupaten Sorong, Papua Barat itu memiliki etnomedisin yang bisa dijadikan sebagai obat-obatan dengan bahan dasar tanaman herbal.”. Ungkapnya

Penelitian yang dilakukan ini kemudian akan didanai oleh Dirjen Dikti. Keberhasilan Mahasiswa UNIMUDA yang dinyatakan lolos ini merupakan suatu pencapaian dan kebanggaan bagi UNIMUDA Sorong, dan berharap pada kesempatan-kesempatan selanjutnya UNIMUDA Sorong dapat terus berpartisipasi dan kedepannya dapat meraih keberhasilan-keberhasilan lainnya. (kdx)UNIMUDASorong | Dirjen Dikti umumkan peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos sebagai finalis pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) ke-34. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya sebanyak 2 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong berhasil dinyatakan lolos melaju ke ajang PIMNAS dan UNIMUDA berhasil masuk dalam 8 besar perguruan tinggi yang lolos.

PIMNAS ini akan digelar di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tanggal 26-30 Oktober 2021 secara daring (daring jaringan). Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengangkat tema “Mennuju Indonesia Emas Melalui Kolaborasi untuk Inovasi dalam Bingkai Kearifan Lokal”.

2 Proposal yang berhasil lolos adalah PKM-PI oleh Ivan Agustian Efendi & Tim dengan judul Teknologi Biogas Purifier dengan Metode Water Washing-Adsorption Sebagai Optimasi Gas Metan untuk Efesiensi Produksi Usaha Rumah Tangga.

Ivan sebagai ketua tim pada penelitian tersebut mengungkapkan bahwa yang melatarbelakangi timnya untuk melakukan penelitian tersebut adalah untuk menunjang usaha kuliner yang telah melakukan penerapan energi terbarukan yakni biogas untuk menunjang usaha tersebut dan mengurangi biaya BBM. Ivan juga mengatakan pada penelitian ini telah dilakukan kerjasama dengan mitra yang profit yaitu dengan usaha kuliner.

“penelitian ini kami fokuskan kepada penerapan energi terbarukan yakni biogas pada usaha kuliner untuk menunjang usaha kuliner tersebut dan untuk mengurangi biaya BBM juga. Alasan kami untuk melakukan penelitian ini karena kami menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu belum penggunaan biogas yang belum optimal untuk mengurangi biaya pada produksi tersebut dikarenakan rendahnya panas dari biogas yang digunakan yang mengakibatkan lamanya proses memasak sehingga penampungan gas akan habis sebelum olahan makanan matang.” Ungkap Ivan.

Ivan juga menjelaskan tujuan dari penerapan teknologi pemurni biogas ini adalah sebagai solusi teknologi yang dapat meningkatkan kualitas pada biogas, sehingga penerapannya dapat menekan biaya proses produksi olahan makanan mitra. 

Selanjutnya, PKM-RE oleh Eka Savira Ni’ma Arfiani & Tim dengan judul Efektivitas Formulasi Salep Ekstrak Daun Gatal (L. Aestuans) Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus).

Saat diwawancarai Savira mengatakan maksud dari penelitian yang dilakukannya dengan tim sesuai dengan misi dari program studinya sendiri yaitu Program Studi Farmasi untuk meningkatkan etnomedisin di Papua.

“...jadi kita tuh pengen menunjukkan ke khalayak kalau di Papua khususnya Kabupaten Sorong, Papua Barat itu memiliki etnomedisin yang bisa dijadikan sebagai obat-obatan dengan bahan dasar tanaman herbal.”. Ungkapnya

Penelitian yang dilakukan ini kemudian akan didanai oleh Dirjen Dikti. Keberhasilan Mahasiswa UNIMUDA yang dinyatakan lolos ini merupakan suatu pencapaian dan kebanggaan bagi UNIMUDA Sorong, dan berharap pada kesempatan-kesempatan selanjutnya UNIMUDA Sorong dapat terus berpartisipasi dan kedepannya dapat meraih keberhasilan-keberhasilan lainnya. (kdx).

Minggu, 03 Oktober 2021

Dampak Positif Main Video Games Bagi Anak

Tak selalu negatif, bermain video game ternyata memiliki dampak positif bagi anak. Berikut ini 8 manfaat bermain video game bagi anak!


Orang tua kerap khawatir jika anaknya bermain video games. Sebab, bermain video games disebut-sebut hanya membuat anak menjadi bodoh dan membuat si buah hati lupa waktu belajar. 

Akan tetapi, ahli psikolog berkata sebaliknya. Menurut ahli, bermain video games menghadirkan manfaat kecerdasan bagi anak. Ketika main video games, otak anak membutuhkan konsentrasi penuh. Hal ini dapat merangsang neurotransmitter dopamin untuk menguatkan daya ingat atau memori.

Berikut 8 manfaat bermain video games bagi anak yang harus orang tua ketahui.

1. Melatih Otak dan Mental


Saat bermain video games, anak butuh keterampilan, kemampuan berpikir abstrak, dan cara berpikir yang baik agar bisa memenangkan permainan. Beberapa keterampilan yang bisa didapat yaitu:

  • Melatih problem solving dan logika.
  • Melatih koordinasi tangan dan mata, motorik halus, serta kemampuan spasial.
  • Mengikuti instruksi dan membuat rencana.
  • Berpikir cepat, membuat analisa, dan keputusan dengan cepat.
  • Melatih strategi dan antisipasi.
  • Memperkuat memori dan konsentrasi.
  • Berani mengambil risiko dan melatih cara menghadapi tantangan.

2. Mengenalkan Teknologi


Semakin besar usia anak, maka ia akan semakin tertarik untuk menggunakan teknologi. Nah, bermain video games bisa menjadi salah satu cara untuk mengenalkan anak dengan teknologi sejak dini. 

Dengan catatan, orangtua selalu mendampingi saat anak bermain agar mengetahui jenis permainan apa saja yang anak mainkan. Sembari memantau, orangtua juga dapat membatasi durasi waktu pemakaian gadget

3. Sarana Belajar yang Menyenangkan

Sudah banyak video games yang berisi materi pelajaran sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan anak. Materi pelajaran yang ingin dimainkan menjadi lebih mudah dipahami dengan gambar dan video yang interaktif. 

4. Membentuk Kreativitas

Saat anak bermain, kreativitasnya menjadi terasah karena permainan merangsang otak untuk berpikir secara tepat. Bermain video games juga membuat anak mencari jawaban serta jalan keluar dari pertanyaan atau masalah yang dimunculkan saat itu.

5. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri anak juga meningkat karena ia diberikan tanggung jawab untuk memberikan keputusan tanpa bantuan orang lain. Hal ini biasanya muncul saat anak bermain memecahkan masalah yang ada di layar video games. 

6. Membantu Anak dengan Disleksia 

Menurut penelitian di Inggris, permainan video games dapat merangsang perhatian dan membantu anak disleksia untuk belajar. Diskalkulia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Selain itu, video games melatih anak disleksia untuk bisa membaca cepat dengan akurasi yang lebih baik.

7. Memberikan Pengetahuan Baru 

Pengetahuan yang didapatkan anak saat bermain video games juga dapat bertambah. Ilmunya akan bertambah jika si kecil bermain games yang berisi sejarah dunia, benda-benda luar angkasa, dan informasi lain yang tidak hanya di dapatkan dari buku saja. Orang tua harus mengawasi games yang sedang dimainkan si kecil apakah sesuai dengan usianya atau tidak.

8. Melatih Pengendalian Emosi Anak


Terbiasa bermain video games dapat melatih anak untuk mengendalikan emosinya. Saat bermain dan muncul rintangan, anak diajarkan untuk tidak cemas dan tetap tenang dalam menghadapinya. Kondisi ini dapat membantu mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi. 

Sebetulnya tidak masalah apabila anak bermain video games, karena permainan ini dapat menghadirkan manfaat dan menyenangkan bagi mereka. Namun, yang menjadi masalah adalah jika anak keseringan main video games sampai kecanduan. 

Maka itu, batasi waktu untuk bermain video games, maksimal 1 jam dalam sehari. Anda juga dapat mengizinkan anak main video games saat hari libur. 

Selain itu, ajaklah anak untuk melakukan permainan yang lebih bervariasi, seperti bermain dengan anak seusianya, olahraga, membaca cerita, menggambar, dan menonton acara televisi yang edukatif.

Untuk informasi menarik lainnya, kunjungi web site kami UNIMUDA

Jumat, 24 September 2021

 

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“Klasifikasi, Karakteristik, dan Layanan Anak ADHD”

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut dengan minimal brain dysfunction syndrome. Mengenai kondisi siswa yang seperti ini, biasanya para guru sangat susah untuk mengatur dan mendidiknya. Bukan hanya karena dirinya yang sangat sulit untuk tenang, tetapi juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, terkadang juga suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan anak ADHD?

2.      Apa saja klasifikasi dari anak ADHD?

3.      Bagaimana karakteristik dari anak ADHD?

4.      Bagaimana layanan untuk anak ADHD?

 

C.    Tujuan

Untuk mengetahui karakteristik, klasifikasi, dan juga layanan anak ADHD.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    Pengertian ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) secara istilah adalah hambatan pemusatan perhatian disertai kondisi hiperaktif. ADHD merupakan gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.

ADHD dapat juga diartikan sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.

 

B.     Klasifikasi Anak ADHD

1.      Tipe Hiperaktif-Impulsif

Pada tipe ini, pengidap umumnya memiliki masalah hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Perilaku impulsif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya.

2.      Tipe Hiperaktif-Inatensi

Pada tipe ini, pengidap umumnya memiliki gejala tidak dapat memperhatikan dengan baik. Mereka tidak mampu untuk memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya.

3.      Tipe Kombinasi

Pada tipe ini, pengidap mengalami gejala hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan baik. Perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri mereka. Dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.

 

C.    Karakteristik ADHD

Terdapat tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

1.      Tidak ada perhatian.

Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.

2.      Hiperaktif.

Memiliki terlalu banyak energy. Misalnya berbicara terua menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.

3.      Impulsif.

Bertindak tanpa dipikir. Misalnya mengejar bola yang menggelinding ke jalan raya, menabrak pot bunga atau benda-benda di sekitarnya pada waktu ia berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

 

Selain itu, terdapat juga ciri-ciri khusus, diantaranya sebagi berikut:

1.      Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.

2.      Sering meninggalkan tempat duduknya.

3.      Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.

4.      Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

5.      Selalu bergerak.

6.      Sering terlalu banyak bicara.

7.      Sering sulit menunggu giliran.

8.      Sering memotong atau menyela pembicaraan.

9.      Jika diajak berbicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis).

 

D.    Layanan Anak ADHD

Siswa hiperaktif/ADHD memiliki kebutuhan yang sama dengan siswa yang lainnya. Akan tetapi, pada hal-hal tertentu mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus yang berbeda dengan siswa lain pada umumnya. Mohammad Sugiarmin (2007:14) menyebutkan terdapat dua kebutuhan siswa hiperaktif, yaitu:

1.      Kebutuhan pengendalian diri.

Pengendalian diri ini berkaitan dengan pengurangan perilaku hiperaktif, peningkatan rentang perhatian, dan pengendalian impulsifitas. Beberapa kebutuhan pengendalian diri yaitu: a) rutinitas, struktur, dan konsistensi, b) fokus pada hal-hal positif, c) penjelasan sederhana dan singkat, d) mengabaikan hal-hal yang tidak penting, e) hindarkan argumentasi.

2.      Kebutuhan belajar.

Keberhasilan siswa ADHD dalam belajar dipengaruhi oleh pengendalian dirinya. Siswa ADHD perlu adanya pengaturan kegiatan yang terjadwal tidak hanya dalam pengendalian diri, tetapi juga pada  pengelolaan kelas. Siswa ADHD membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan terkendali. Pengelolaan kelas dalam hal ini termasuk juga pengaturan pembelajaran dan pemberian tugas.

 

Menurut Tin Suharmini (2005:218), ia menjelaskan bahwa beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam menangani siswa hiperaktif/ADHD yaitu sebagai berikut:

1.      Siswa dipilihkan tempat duduk yang sulit untuk keluar masuk. Ruangan pembelajaran harus tenang dan tidak bising.

2.      Rangsangan yang berpengaruh meningkatkan perilaku hiperaktif siswa dikurangi atau dihilangkan, sebaliknya rangsangan yang dapat mengurangi perilaku hiperaktif ditingkatkan.

3.      Ruangan tidak menggunakan warna yang mencolok, seperti merah, kuning, dan pink. Warna yang tidak mencolok akan meningkatkan kesejukan, sehingga dapat membantu usaha untuk mengurangi perilaku hiperaktif.

4.      Menciptakan lingkungan yang terstruktur, yaitu dengan membuat aturan dengan hukuman. Jika siswa melakukan pelanggaran aturan, maka akan diberi hukuman, dan jika siswa melakukan perilaku sesuai aturan guru akan memberikan hadiah.

5.      Bekerja sama dengan orang tua dan keluarga siswa. Guru perlu melakukan home visit dan menjalin persahabatan dengan keluarga siswa ADHD.

6.      Memberitahu masalah siswa ADHD di sekolah kepada orang tua, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya meminta orang tua untuk bersikap tegas dan disiplin dengan petunjuk guru.

7.      Mengajak siswa untuk bersikap disiplin. Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.

8.      Bersikap tegas dan mengawasi dengan ketat saat melaksanakan perbaikan perilaku siswa.

9.      Memberikan reinforcement (penguat), baik positif maupun negative atau diberikan reward dan punishment pada setiap langkah perbaikan perilaku hiperaktif. Hukuman yang diberikan hendaknya bersifat edukatif.

 

Sedangkan menurut A. Dayu P (2013:105) memberikan adanya tiga hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan bantuan pada siswa ADHD/Hiperaktif, yaitu:

1.      Akomodasi

Akomodasi berkaitan dengan berbagai hal yang mempermudah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengubah kondisi atau memodifikasi kelas sesuai dengan kebutuhan untuk membantu siswa dalam belajar. Beberapa akomodasi tersebut adalah: a) pengaturan tempat duduk, b) penyampaian materi, dan c) pekerjaan dan tugas siswa.

2.      Instruksi

Instruksi sendiri merupakan metode atau teknik yang digunakan oleh guru dalam mengajar di dalam kelas. Beberapa teknik yang dapat membantu siswa untuk fokus dan meningkatkan konsentrasi saat pembelajaran digolongkan pada saat memulai pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran.

3.      Intervensi

Intervensi merupakan upaya pemberian perlakuan atau bantuan agar gangguan hiperaktif dapat dicegah atau ditanggulangi. Intervensi yang dapat dilakukan di sekolah yaitu latihan keterampilan sosial, latihan memperhatikan, dan rancangan intervensi untuk meningkatkan potensi akademik.

 

Pemberian layanan pendidikan yang tepat diharapkan mampu membantu siswa ADHD mengembangkan potensi yang dimilikinya seperti halnya siswa yang lain.


 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

ADHD dapat diartikan sebagai gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, ridak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.

Terdapat tiga tipe hiperaktif, yaitu tipe hiperaktif impulsif, hiperaktif inatensi, dan tipe kombinasi. Ciri-cirinya yaitu, tidak ada perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Selain itu anak ADHD/Hiperaktif memiliki ciri khusus.

DAFTAR PUSTAKA

 

A. Dayu P. (2013). Mendidik Anak ADHD Hal-hal Yang Tidak Bisa Dilakukan Obat. Yogyakarta: Javalitera.

Sugiarmin, Mohammad. (2007). ADHD. Bandung: Bahan Ajar.

Tin Suharmini. (2005). Penanganan Anak Hiperaktif. Jakarta: Depdiknas DirjenP2TK2.

 

untuk informasi menarik lainnya, kunjungi website kami unimuda

 

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Keterampilan dasar menulis mengajar sangatlah penting bagi seorang guru yang professional. Disamping menguasai substansi bidang studi yang dikuasainya keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Pada dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar tersebut. Salah satunya adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting didalam proses pembelajaran. Membuka pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia yang menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini membantu guru mendapatkan informasi langsung tentang yang akan kesiapan siswa mengikuti pelajaran, sejauh mana siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan hendak dicapai. Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai dengan kondisi awal siswa dikelas tersebut.

A.      Membuka Pelajaran

1.         Pengertian membuka pelajaran

Membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu.

Menurut Soli Abimanyu membuka pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal – hal yang akan dipelajari.

Menurut Sanjaya membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa terpusat pada hal – hal yang akan dipelajarinya.

Membukan pelajaran (set induction), adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental, menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat pada kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan membuka pelajaran bukanlah kegiatan basa – basi tanpa arah yang jelas. dengan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menkondisikan siap mental bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karna itu, siap guru dituntun melatih diri agar memiliki keterampilan membuka pembelajaran dengan baik dan tepat.

Jika siswa sejak awal sudah memiliki kesiapan untuk belajar, maka tidak terlalu sulit bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam langkah pembelajaran selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran). banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa kesan pertama yang baik akan membuahkan hasil yang baik.

Hubungan yang tercipta antara guru dan siswa pada waktu interaksi belajar mengajar berlangsung, sesungguhnya ada dan dapat diamati tetapi dengan cara yang tidak langsung.

Kalimat – kalimat awal yang diucapkan guru menentukan keberhasilan jalannya sebuah pelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada metode mengajar guru diawal pelajaran. Seluruh persiapan dan rencana sebelum mangajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar diantara anggota kelas.

Berdo’a dan ucapan yang lembut pada waktu pelajaran dimulai, misalnya “ selamat pagi saudara / anak – anak” atau menanyakan siapa – siapa hari itu tidak masuk, apa sebabnya tidak masuk dan lain sebagainya akan mempunyai arti yang penting bagi siswa. Ucapan tersebut seakan – akan menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi dibuka dan guru telah siap membimbing siswa dengan cinta dan kasih yang tulus. Pada diri siswa akan tumbuh rasa hormat, senang, tentram dan bergairah dalam kelompok siswa yang sedang belajar dengan mengorbankan exsistensi pribadinya.

2.         Tujuan membuka pelajaran

Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat adminitrasi:

Ø  Mengecek kehadiran siswa

Ø  Menyiapkan alat – alat pejaran

Ø  Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.

Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali pembelajaran, belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal. Dengan demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal – hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah:

1.        Membangkitkan motivasi dan perhatian

2.        Membuat anak didik memahami bentuk tugas

3.        Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran

4.        Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki/ diketahui dengan yang akan dipelajari

5.        Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.

3.         Prinsip-prinsip membuka pelajaran

Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan membuka pelajaran yaitu:

1.         Singkat, padat dan jelas

2.         Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit

3.         Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak

4.         Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya

5.         Mengikat perhatian anak

Sedangkan menurut Joni (1984:4-5), ada dua prinsip, yaitu:

1.         Bermakna

Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.

2.         Berurutan dan berkesinambungan

Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru akan bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkinya. Guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran serta dengan tugas-tugasnya akan dikerjakan sebagai tindak lanjut Nampak jelas dan logis.

4.        Komponen-komponen dalam membuka pelajaran

Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

a.         Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan:

Ø  Memvariasikan gaya mengajar guru, dengan menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa.

Ø  Pola interaksi yang bervariasi, komonikasi pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik perhatian siswa, karena suasana pembelajaran tidak menonton.

Ø  Tempat belajar, misalnya selain belajar didalam kelas, juga untuk menarik perhatian siswa, guru dapat merancang pembelajaran dilakukan diluar kelas, laboratorium, perpustakaan, atau tempat belajar lainnya yang memungkinkan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.

b.         Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:

Ø  Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomonikasi secara kekeluargaan.

Ø  Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.

c.         Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara:

Ø  Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.

Ø  Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.

Ø  Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran berlangsung.

d.        Membuat kaitan

Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai siswa siswi (pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa siswi.

Cara yang dapat dilakukan guru menurut Mulyasa (2005:88) antara lain dapat berupa:

Ø  Mengajukan pertanyaan apersepsi

Ø  Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu

Ø  Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa siswi

Ø  Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan

B.       Menutup Pelajaran

1.        Pengertian menutup pelajaran

Belajara dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu proses yang tidak berhenti atau merupakan suatu proses yang berkalanjutan menuju kearah kesempurnaan.setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru dan siswa,hanyalah merupakan suatu terminal saja untuk kemudian beranjak keinteraksi selanjutnya pada hari atau minggu lain, jadi akhir suatu pelajaran bukan bearti seluruh proses belajar atau interaksi telah selesai sama sekali. Oleh karena itu,suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir pelajaran sangat diperlukan agar pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan berlangsung baik.

Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti juga dalam membuka pelajaran, dalam rangka menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.

Menurut Soli Abimayu menutup pelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan init pembelajaran.

2.        Tujuan menutup pelajaran

tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah:

Ø  Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Ø  Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Ø  Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.

Ø  Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.

3.        Komponen-komponen menutup pelajaran

Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir penggal kegiatan guru hendaknya:

a.         Melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan membuat inti pelajaraan.

b.         Menilai (mengevaluasi)

Ø  Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan, kelompok atau klasikal

Ø  Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain

Ø  Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok

Ø  Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula

c.         Tindak lanjut

Altematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut (Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan tindak lanjut yaitu upaya menindak lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka mengamlikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis. Jika kegiatan tindak lanjut bisa berupa pekerjaan rumah(pr), megerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan, wawan cara sederhana atau kegiatan lain atau yang sejenis.


untuk informasi menarik lainnya kunjungi website kami unimuda

Facebook Error, Mark Zuckerberg Alami Kerugian Hingga Rp99 T

  Facebook, Instagram, dan WhatsApp berangsur pulih setelah sempat down hampir enam jam pada Senin (4/10) malam. Saham Facebook yang diperda...